Kabinet harshabrata

Visi Kami

Menjadikan BEM FF UMS sebagai tonggak dan fasilitator dalam lingkup yang kolaboratif, prestatif dan solutif untuk kemajuan dan kesejahteraan seluruh civitas akademika FF UMS

Misi Kami Tentang Harshabrata

Divisi Seni dan Olahraga Divisi Pengembangan Intelektual Divisi Pengembangan Organisasi dan Kaderisasi Divisi Islamic Student Center Divisi Eksternal Divisi Hubungan dan Sosial Masyarakat

Divisi Dana dan Usaha Divisi Media dan Publikasi Divisi Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa

News

Friday, June 3, 2022

Spesialisasi Apoteker Solusi Masa Depan kefarmasian Indonesia

Spesialisasi Apoteker Solusi Masa Depan kefarmasian Indonesia


 

Spesialisasi Apoteker Solusi Masa Depan kefarmasian Indonesia

Biro Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa Kabinet Flavia Fanya

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

 

Dunia kesehatan akan semakin maju seiring berkembangnya teknologi. Sehingga, pelayanan kesehatan harus semakin diperkuat, salah satunya adalah dengan memperhatikan keberadaan apoteker. Tenaga apoteker memiliki peran dalam pengelolaan ketersediaan dan penggunaan obat mulai dari dosis hingga efek samping obat pada manusia. Apoteker juga dapat memberikan konseling terkait penggunaan obat kepada pasien dan merekomendasikan obat kepada pasien.

Spesialisasi apoteker adalah predikat untuk seseorang yang ahli dalam ranah obat-obatan, yang memfokuskan dalam bidang tertentu terkait ilmu kesehatan. Beberapa tahun terakhir ini isu terkait spesialisasi apoteker banyak sekali diperbincangkan oleh masyarakat yang akhirnya mengundang pro dan kontra. Sebagian berpendapat rencana pengadaan spesialisasi apoteker dinilai sangat bagus, karena dapat meningkatkan mutu apoteker di Indonesia. Melihat rekan sejawat kita, yaitu dokter, telah memiliki pendidikan spesialisasi sejak lama dan spesialisasi pada dokter telah berkembang dengan baik. Tentunya melihat hal tersebut, kita sebagai apoteker tidak boleh diam saja. Sehingga dirasa penting untuk mengadakan spesialisasi apoteker agar meningkatkan pelayanan kefarmasian di Indonesia, khususnya pelayanan pada rumah sakit. Namun, sebagian juga ada yang berpendapat bahwasannya memperbaiki kurikulum S1 Farmasi dan PSPA lebih utama dibandingkan mengadakan spesialisasi apoteker. Karena mengingat masih adanya isu terkait kurikulum kefarmasian di Indonesia yang masih belum tertata dengan baik. Hal ini semakin membuat kita bertanya-tanya terkait seberapa pentingkah adanya spesialisasi pada apoteker di Indonesia.

Di Indonesia sudah terdapat beberapa prodi terkait spesialis apoteker yang memfokuskan apoteker pada satu bidang. Salah satunya terdapat di Universitas Hamka yang telah meluluskan dua apoteker spesialis nuklir yaitu Apt. Nurhuda, M.Farm. dan Apt. Dra N Elly Rosilawati, MHKes, M.Farm pada tahun 2020 lalu. Kemudian Universitas Padjajaran dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) juga membuka pendidikan jenjang Magister Farmasi konsentrasi Radiofarmasi. Universitas lainnya yang menyediakan program spesialis apoteker yaitu Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada, bidang yang tersedia di universitas tersebut antara lain spesialisasi geriatri dan stroke, pediatri, penyakit infeksi, hematologi onkologi,  kardiovaskular dan gagal jantung. Jika kita bandingkan dengan negara lain, tentunya spesialisasi apoteker yang ada di Indonesia ini masih terbilang sangat sedikit  Beberapa negara yang sudah menerapkan spesialis apoteker adalah Amerika, Singapura, New Zealand, Romania, United Kingdom, dan Israel. Di Amerika terdapat 8 jenis apoteker spesialis yaitu ambulatory care, critical care, nuclear pharmacy, nutrition support pharmacy, oncology, pediatric, pharmacotherapy dan psychiatric pharmacy. Sedangkan di negara tetangga kita yaitu Singapura sudah menerapkan 5 jenis apoteker spesialis yaitu advanced pharmacotherapy (dengan spesialisasi di bidang infeksi, geriatri, kardiologi dan psikiatri) dan apoteker spesialis onkologi.

Beberapa organisasi seperti IAI, KIFI, KFN sudah berpendapat bahwa spesialis apoteker merupakan sebuah langkah yang tepat  apabila diterapkan pada jenjang magister mengingat sejawat kefarmasian di bidang kesehatan yaitu kedokteran sudah sangat berkembang dalam spesialisasi pengobatan. Hal ini menjadi perhatian khusus terutama yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang juga telah tersedia pelayanan oleh dokter spesialis. Apabila spesialis apoteker sudah diterapkan, maka akan  tercipta suatu kolaborasi yang sangat membantu, dikarenakan apoteker yang terspesialisasi memiliki pengetahuan yang lebih dan spesifik di bidang tertentu. Bahkan di negara Inggris, 70% pasien merasa tidak perlu lagi untuk konsultasi dengan dokter karena mereka dapat melakukan konsultasi dengan apoteker. Hal ini dapat menjadi pandangan bagi Indonesia untuk segera mengambil tindakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas apoteker di Indonesia. Terlebih, tenaga medis memiliki daya saing yang tinggi pada Masyarakat Ekonomi Asia. Di era globalisasi dan Masyarakat Ekonomi Asia ini, tenaga asing bebas untuk dapat bekerja diluar atau didalam negaranya sendiri termasuk bebas keluar dan masuk di Indonesia untuk bekerja. Jika mutu dan kualitas apoteker dalam negeri diperbaiki, maka profesi apoteker tidak akan tersisih oleh tenaga kerja asing seperti saat ini. Maka dari itu, keberadaan spesialisasi apoteker di Indonesia dirasa sangat penting untuk menciptakan tenaga medis yang kompeten dan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat ASEAN.

Namun, mengapa kini program apoteker spesialis masih kian sangat minim untuk kita temui? Apa yang membuat program ini menjadi terhambat untuk terus berkembang? Terkait beberapa kendala yang mungkin kita ketahui ialah persebaran apoteker di indonesia yang kurang merata. sebagai contoh, masih banyak puskesmas yang kini belum dirasa cukup tenaga  apotekernya, khususnya di daerah terpencil. Hal inilah yang dapat memunculkan pertanyaan, “dimanakah keberadaan lulusan apoteker di Indonesia?”.

Mengenai program apoteker spesialis dirasa memang telah menjadi suatu urgensi yang harus segera direalisasikan. Apa yang menjadi akar permasalahan sehingga program apoteker spesialis ini belum menemui titik terang untuk bisa terlaksanakan. berdasarkan sumber referensi yang didapat bisa dikatakan bahwa masih terdapat suatu hambatan pada program apoteker spesialis ialah seperti, kualitas tingkat pendidikan farmasi di Indonesia yang belum mendukung atau mengimbangi adanya program apoteker spesialis. hal dapat dikatakan dan dibuktikan bahwa masih adanya program studi farmasi yang belum terakreditasi, menjadi suatu hambatan yang membuat program apoteker spesialis ini hanya dapat direalisasikan pada Program Studi Profesi Apoteker (PSPA) yang telah terakreditasi. Dapat kita katakan bahwasannya penyebab atau hambatan program apoteker spesialis belum berkembang secara pesat dikarenakan adanya beberapa faktor diantaranya penyebaran apoteker yang belum merata dan kualitas pendidikan farmasi yang terbilang masih rendah.

Saat ini belum ada kebijakan yang cukup tegas dalam mengatur penempatan para apoteker hingga ke daerah terpencil. Padahal, peran apoteker sama pentingnya dengan peran dokter dalam memberikan pelayanan dan perlindungan di bidang kesehatan. Pemerintah seharusnya memberikan fasilitas dan ruang keleluasaan kepada apoteker baru agar mereka tidak hanya berpusat di kota kota besar saja. Jenjang untuk menempuh pendidikan apoteker bukan suatu hal yang mudah, maka dari itu dibutuhkan sistem pendukung (support system) baik itu berupa pemberian fasilitas Pendidikan, seperti halnya beasiswa Pendidikan. tentunya hal tersebut bisa membantu  para apoteker untuk terjun ke daerah dimana taraf kesehatan masyarakatnya masih belum tercukupi . Kontribusi dari kedua belah pihak memanglah dibutuhkan untuk mendukung dan merealisasikan jalannya Program Apoteker Spesialis di setiap perguruan tinggi.

Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Program Studi Farmasi juga diharapkan perannya dalam meningkatkan mutu dari tenaga ahli farmasi. Selain itu, perguruan tinggi juga harus mengejar akreditasi yang terkategori minimal B untuk dikatakan baik dalam mencetak SDM farmasis, karena menurut aturan Dikti yang boleh menyelenggarakan pendidikan apoteker adalah Perguruan Tinggi yang minimal terakreditasi.

Dapat kita simpulkan bahwasannya penting sekali dalam memperluas prodi spesialis apoteker yang ada di Indonesia dengan melihat urgensi diadakannya spesialis apoteker. Meningkatkan kualitas tingkat pendidikan studi farmasi merupakan hal yang sangat perlu ditekankan dan diperhatikan, melihat perkembangan yang terjadi di negara luar menjadikan hal tersebut sebagai acuan bagi kita sebagai calon apoteker spesialis. Diharapkan beberapa tahun kedepan di Indonesia semakin bermunculan prodi spesialis apoteker dengan kualitas dan mutu yang baik. Agar kedepannya pelayanan kesehatan di Indonesia dapat bersaing di era globalisasi yang semakin maju. sehingga penempatan posisi apoteker di Indonesia tidak menjadi suatu hal dikesampingkan dan terus diberikan ruang untuk memberikan kontribusinya dalam hal pelayanan kesehatan yang semakin dibutuhkan oleh kalangan masyarakat di Indonesia.

 

Daftar Pustaka

Anonim. 2016. “Piogama Gelar Seminar Nasional Tentang Spesialisasi Apoteker dan Kompetisi Farmasi” https://cpd.farmasetika.com/event/piogama-gelar-seminar-nasional-tentang-spesialisasi-apoteker-dan-kompetisi-farmasi/ diakses pada 25 Mei 2022.

Anonim. 2017. “Setujukah dengan adanya apoteker spesialis?”

http://farmasetika.com/forums/topic/setujukah-dengan-adanya-apoteker-spesialis/ diakses pada 24 Mei 2022.

Devi, O. C. 2017. “Pendidikan profesi apoteker: Praktek apoteker klinis dan industri

(Bersama Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.)”

https://today.mims.com/pendidikan-profesi-apoteker-apoteker-klinis-dan-industri-zullies-ikawati diakses pada 24 Mei 2022.

Farmasetika.com. 2016. “70% Pasien di Inggris Merasa Tidak Perlu ke Dokter Setelah

Bertemu dengan Apoteker”

https://farmasetika.com/2016/12/11/70-pasien-di-inggris-merasa-tidak-perlu-ke-dokter-setelah-bertemu-dengan-apoteker/ diakses pada 25 Mei 2022.

Koran Sindo. 2019. “Program Studi Apoteker Spesialis Nuklir Mulai Dirintis”

https://edukasi.sindonews.com/berita/1386570/144/program-studi-apoteker-spesialis-nuklir-mulai-dirintis diakses pada 25 Mei 2022.

Nurhidayati, Yuli. 2018. “Pentingnya Perkembangan Kurikulum  Apoteker Spesialis”

https://www.kompasiana.com/yulinurhayati/5c1d9404677ffb60d153767c/pentingnya-perkembangan-kurikulum-apoteker-spesialis-untuk?page=all  diakses pada 25 Mei 2022.

Octaviany, Tuti. 2009. “Pendidikan Farmasi Indonesia, Banggunan Kuat Cetak SDM

Farmasi”

ttps://lifestyle.okezone.com/read/2009/11/23/27/278304/pendidikan-farmasi-indonesia-bangunan-kuat-cetak-sdm-farmasi diakses pada 24 Mei 2022.

Universitas Jember. 2018. “Jumlah dan Sebaran Apoteker di Indonesia Belum Ideal”

https://unej.ac.id/jumlah-dan-sebaran-apoteker-di-indonesia-belum-ideal/ diakses pada 24 Mei 2022.

Warta Ekonomi. 2020. “Akhirnya, Indonesia Punya 2 Apoteker Spesialis Farmasi Nuklir”

https://www.wartaekonomi.co.id/read307206/akhirnya-indonesia-punya-2-apoteker-spesialis-farmasi-nuklir diakses pada 25 Mei 2022

110 +
Average Pageviews Everyday
3400 +
Pageviews Last Month
32000 +
Total Pageviews Everytime

Ur Feedback

BEMF Farmasi UMS

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah sebuah lembaga eksekutif dalam menjalankan miniatur government yang berkemajuan, menjadi motor dari perubahan civitas akademika dan inspirasi bagi masyarakat.

Lt.1 Fakultas Farmasi UMS

Jl. Achmad Yani - Tromol Pos I Pabelan Kartosuro Sukoharjo

SOLOTOPRO

Solidaritas, Loyalitas, Totalitas, Profesionalitas

Email

solotopro[at]gmail.com

ipt>