Spesialisasi Apoteker Solusi Masa Depan kefarmasian Indonesia
Spesialisasi
Apoteker Solusi Masa Depan kefarmasian Indonesia
Biro
Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa Kabinet Flavia Fanya
Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Dunia
kesehatan akan semakin maju seiring berkembangnya teknologi. Sehingga,
pelayanan kesehatan harus semakin diperkuat, salah satunya adalah dengan
memperhatikan keberadaan apoteker. Tenaga apoteker memiliki peran dalam
pengelolaan ketersediaan dan penggunaan obat mulai dari dosis hingga efek
samping obat pada manusia. Apoteker juga dapat memberikan konseling terkait
penggunaan obat kepada pasien dan merekomendasikan obat kepada pasien.
Spesialisasi
apoteker adalah predikat untuk seseorang yang ahli dalam ranah obat-obatan,
yang memfokuskan dalam bidang tertentu terkait ilmu kesehatan. Beberapa tahun
terakhir ini isu terkait spesialisasi apoteker banyak sekali diperbincangkan
oleh masyarakat yang akhirnya mengundang pro dan kontra. Sebagian berpendapat rencana
pengadaan spesialisasi apoteker dinilai sangat bagus, karena dapat meningkatkan
mutu apoteker di Indonesia. Melihat rekan sejawat kita, yaitu dokter, telah
memiliki pendidikan spesialisasi sejak lama dan spesialisasi pada dokter telah
berkembang dengan baik. Tentunya melihat hal tersebut, kita sebagai apoteker
tidak boleh diam saja. Sehingga dirasa penting untuk mengadakan spesialisasi
apoteker agar meningkatkan pelayanan kefarmasian di Indonesia, khususnya
pelayanan pada rumah sakit. Namun, sebagian juga ada yang berpendapat
bahwasannya memperbaiki kurikulum S1 Farmasi dan PSPA lebih utama dibandingkan
mengadakan spesialisasi apoteker. Karena mengingat masih adanya isu terkait
kurikulum kefarmasian di Indonesia yang masih belum tertata dengan baik. Hal
ini semakin membuat kita bertanya-tanya terkait seberapa pentingkah adanya
spesialisasi pada apoteker di Indonesia.
Di Indonesia
sudah terdapat beberapa prodi terkait spesialis apoteker yang memfokuskan
apoteker pada satu bidang. Salah satunya terdapat di Universitas Hamka yang
telah meluluskan dua apoteker spesialis nuklir yaitu Apt. Nurhuda, M.Farm. dan Apt. Dra N Elly
Rosilawati, MHKes, M.Farm pada tahun 2020 lalu. Kemudian Universitas Padjajaran
dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) juga membuka pendidikan jenjang
Magister Farmasi konsentrasi Radiofarmasi. Universitas lainnya yang menyediakan
program spesialis apoteker yaitu Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah
Mada, bidang yang tersedia di universitas tersebut antara lain spesialisasi
geriatri dan stroke, pediatri, penyakit infeksi, hematologi onkologi, kardiovaskular dan gagal jantung. Jika kita bandingkan dengan
negara lain, tentunya spesialisasi apoteker yang ada di Indonesia ini masih
terbilang sangat sedikit Beberapa negara
yang sudah menerapkan spesialis apoteker adalah Amerika, Singapura, New
Zealand, Romania, United Kingdom, dan Israel. Di Amerika terdapat 8 jenis
apoteker spesialis yaitu ambulatory care,
critical care, nuclear pharmacy, nutrition support pharmacy, oncology, pediatric,
pharmacotherapy dan psychiatric pharmacy. Sedangkan di negara tetangga kita
yaitu Singapura sudah menerapkan 5 jenis apoteker
spesialis yaitu advanced pharmacotherapy
(dengan spesialisasi di bidang infeksi, geriatri, kardiologi dan psikiatri) dan
apoteker spesialis onkologi.
Beberapa
organisasi seperti IAI, KIFI, KFN sudah berpendapat bahwa spesialis apoteker
merupakan sebuah langkah yang tepat
apabila diterapkan pada jenjang magister mengingat sejawat kefarmasian
di bidang kesehatan yaitu kedokteran sudah sangat berkembang dalam spesialisasi
pengobatan. Hal ini menjadi perhatian khusus terutama yang bertujuan untuk
meningkatkan pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang juga telah tersedia
pelayanan oleh dokter spesialis. Apabila spesialis apoteker sudah diterapkan,
maka akan tercipta suatu kolaborasi yang
sangat membantu, dikarenakan apoteker yang terspesialisasi memiliki pengetahuan
yang lebih dan spesifik di bidang tertentu. Bahkan di negara Inggris, 70% pasien
merasa tidak perlu lagi untuk konsultasi dengan dokter karena mereka dapat
melakukan konsultasi dengan apoteker. Hal ini dapat menjadi pandangan bagi
Indonesia untuk segera mengambil tindakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas
apoteker di Indonesia. Terlebih, tenaga medis memiliki daya saing yang tinggi
pada Masyarakat Ekonomi Asia. Di era globalisasi dan Masyarakat Ekonomi Asia
ini, tenaga asing bebas untuk dapat bekerja diluar atau didalam negaranya
sendiri termasuk bebas keluar dan masuk di Indonesia untuk bekerja. Jika mutu
dan kualitas apoteker dalam negeri diperbaiki, maka profesi apoteker tidak akan
tersisih oleh tenaga kerja asing seperti saat ini. Maka dari itu, keberadaan
spesialisasi apoteker di Indonesia dirasa sangat penting untuk menciptakan
tenaga medis yang kompeten dan meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
ASEAN.
Namun, mengapa kini program apoteker
spesialis masih kian sangat minim untuk kita temui? Apa yang membuat program
ini menjadi terhambat untuk terus berkembang? Terkait beberapa kendala yang
mungkin kita ketahui ialah persebaran apoteker di indonesia yang kurang merata.
sebagai contoh, masih banyak puskesmas yang kini belum dirasa cukup tenaga apotekernya, khususnya di daerah terpencil.
Hal inilah yang dapat memunculkan pertanyaan, “dimanakah keberadaan lulusan
apoteker di Indonesia?”.
Mengenai program apoteker spesialis
dirasa memang telah menjadi suatu urgensi yang harus segera direalisasikan. Apa
yang menjadi akar permasalahan sehingga program apoteker spesialis ini belum
menemui titik terang untuk bisa terlaksanakan. berdasarkan sumber referensi
yang didapat bisa dikatakan bahwa masih terdapat suatu hambatan pada program
apoteker spesialis ialah seperti, kualitas tingkat pendidikan farmasi di
Indonesia yang belum mendukung atau mengimbangi adanya program apoteker
spesialis. hal dapat dikatakan dan dibuktikan bahwa masih adanya program studi
farmasi yang belum terakreditasi, menjadi suatu hambatan yang membuat program
apoteker spesialis ini hanya dapat direalisasikan pada Program Studi Profesi
Apoteker (PSPA) yang telah terakreditasi. Dapat kita katakan bahwasannya
penyebab atau hambatan program apoteker spesialis belum berkembang secara pesat
dikarenakan adanya beberapa faktor diantaranya penyebaran apoteker yang belum
merata dan kualitas pendidikan farmasi yang terbilang masih rendah.
Saat ini belum ada kebijakan yang cukup
tegas dalam mengatur penempatan para apoteker hingga ke daerah terpencil.
Padahal, peran apoteker sama pentingnya dengan peran dokter dalam memberikan
pelayanan dan perlindungan di bidang kesehatan. Pemerintah seharusnya
memberikan fasilitas dan ruang keleluasaan kepada apoteker baru agar mereka
tidak hanya berpusat di kota kota besar saja. Jenjang untuk menempuh pendidikan
apoteker bukan suatu hal yang mudah, maka dari itu dibutuhkan sistem pendukung
(support system) baik itu berupa
pemberian fasilitas Pendidikan, seperti halnya beasiswa Pendidikan. tentunya
hal tersebut bisa membantu para apoteker
untuk terjun ke daerah dimana taraf kesehatan masyarakatnya masih belum
tercukupi . Kontribusi dari kedua belah pihak memanglah dibutuhkan untuk
mendukung dan merealisasikan jalannya Program Apoteker Spesialis di setiap
perguruan tinggi.
Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan Program Studi
Farmasi juga diharapkan perannya dalam meningkatkan mutu dari tenaga ahli
farmasi. Selain itu, perguruan tinggi juga harus mengejar akreditasi yang
terkategori minimal B untuk dikatakan baik dalam mencetak SDM farmasis, karena menurut aturan Dikti yang boleh menyelenggarakan
pendidikan apoteker adalah Perguruan Tinggi yang minimal terakreditasi.
Dapat kita simpulkan bahwasannya penting sekali dalam
memperluas prodi spesialis apoteker yang ada di Indonesia dengan melihat
urgensi diadakannya spesialis apoteker. Meningkatkan kualitas tingkat
pendidikan studi farmasi merupakan hal yang sangat perlu ditekankan dan
diperhatikan, melihat perkembangan yang terjadi di negara luar menjadikan hal
tersebut sebagai acuan bagi kita sebagai calon apoteker spesialis. Diharapkan
beberapa tahun kedepan di Indonesia semakin bermunculan prodi spesialis
apoteker dengan kualitas dan mutu yang baik. Agar kedepannya pelayanan
kesehatan di Indonesia dapat bersaing di era globalisasi yang semakin maju.
sehingga penempatan posisi apoteker di Indonesia tidak menjadi suatu hal
dikesampingkan dan terus diberikan ruang untuk memberikan kontribusinya dalam
hal pelayanan kesehatan yang semakin dibutuhkan oleh kalangan masyarakat di Indonesia.
Daftar Pustaka
Anonim.
2016. “Piogama Gelar Seminar Nasional Tentang Spesialisasi Apoteker dan
Kompetisi Farmasi” https://cpd.farmasetika.com/event/piogama-gelar-seminar-nasional-tentang-spesialisasi-apoteker-dan-kompetisi-farmasi/
diakses pada 25 Mei 2022.
Anonim. 2017. “Setujukah dengan adanya
apoteker spesialis?”
http://farmasetika.com/forums/topic/setujukah-dengan-adanya-apoteker-spesialis/
diakses pada 24 Mei 2022.
Devi, O. C. 2017. “Pendidikan profesi
apoteker: Praktek apoteker klinis dan industri
(Bersama Prof. Dr.
Zullies Ikawati, Apt.)”
https://today.mims.com/pendidikan-profesi-apoteker-apoteker-klinis-dan-industri-zullies-ikawati
diakses pada 24 Mei 2022.
Farmasetika.com. 2016. “70% Pasien di
Inggris Merasa Tidak Perlu ke Dokter Setelah
Bertemu dengan
Apoteker”
https://farmasetika.com/2016/12/11/70-pasien-di-inggris-merasa-tidak-perlu-ke-dokter-setelah-bertemu-dengan-apoteker/
diakses pada 25 Mei 2022.
Koran Sindo. 2019. “Program Studi
Apoteker Spesialis Nuklir Mulai Dirintis”
https://edukasi.sindonews.com/berita/1386570/144/program-studi-apoteker-spesialis-nuklir-mulai-dirintis
diakses pada 25 Mei 2022.
Nurhidayati, Yuli. 2018. “Pentingnya
Perkembangan Kurikulum Apoteker
Spesialis”
https://www.kompasiana.com/yulinurhayati/5c1d9404677ffb60d153767c/pentingnya-perkembangan-kurikulum-apoteker-spesialis-untuk?page=all diakses
pada 25 Mei 2022.
Octaviany, Tuti. 2009. “Pendidikan
Farmasi Indonesia, Banggunan Kuat Cetak SDM
Farmasi”
ttps://lifestyle.okezone.com/read/2009/11/23/27/278304/pendidikan-farmasi-indonesia-bangunan-kuat-cetak-sdm-farmasi
diakses pada 24 Mei 2022.
Universitas Jember. 2018. “Jumlah dan
Sebaran Apoteker di Indonesia Belum Ideal”
https://unej.ac.id/jumlah-dan-sebaran-apoteker-di-indonesia-belum-ideal/
diakses pada 24 Mei 2022.
Warta Ekonomi. 2020. “Akhirnya, Indonesia
Punya 2 Apoteker Spesialis Farmasi Nuklir”
https://www.wartaekonomi.co.id/read307206/akhirnya-indonesia-punya-2-apoteker-spesialis-farmasi-nuklir
diakses pada 25 Mei 2022