Tuesday, March 15, 2022

Perbaiki Generasi Bangsa, Hentikan Kebiasaan Merokok Pada Anak!

 


Perbaiki Generasi Bangsa, Hentikan Kebiasaan Merokok Pada Anak!

Biro Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa Kabinet Flavia Fanya

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

 

Tingginya jumlah perokok anak yang ada di Indonesia masih menjadi permasalahan bagi bangsa ini. Merokok merupakan kegiatan yang sudah biasa di kalangan orang dewasa. Namun, hal tersebut rupanya ditiru oleh anak-anak di Indonesia. Hampir semua orang mengetahui apa itu rokok dan bahaya dari mengkonsumsi rokok. Bahkan, banyak sekali bentuk peringatan mengenai bahaya rokok yang dengan mudah kita temui, yaitu mulai dari majalah hingga di berbagai media sosial. Rokok sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, apalagi bagi anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. Maka dari itu, pemerintah melarang keras anak dibawah umur 18 tahun untuk mengkonsumsi rokok, seperti diterangkan pada PP Nomor 109 tahun 2012 pasal 46, yang menegaskan larangan untuk menyuruh anak dibawah 18 tahun untuk menjual, membeli, atau mengkonsumsi produk tembakau.

Rokok menjadi bahaya bagi kesehatan karena kandungan senyawa yang ada dalam asap rokok tersebut. Kurang lebih terdapat 5000 senyawa berbeda yang terkandung dalam asap rokok dan bersifat racun bagi tubuh yang dapat memicu kerusakan sel.

Beberapa senyawa pada rokok yang berbahaya bagi tubuh meliputi :

1.      Karbon monoksida

Karbon monoksida merupakan salah satu kandungan rokok yang beracun karena jika menghirupnya terlalu banyak sel-sel darah merah akan lebih mengikat karbon monoksida dibandingkan oksigen. Hal ini mengakibatkan fungsi otot dan jantung akan menurun. Jika terlalu sering menghirupnya akan mengakibatkan seseorang mengalami koma hingga kematian.

2.      Nikotin

Nikotin adalah salah satu kandungan rokok yang memiliki efek adiktif yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Karena nikotin dapat memicu tubuh untuk memproduksi hormon adrenalin lebih banyak, sehingga dapat mengakibatkan tekanan darah, denyut jantung, dan pernapasan semakin meningkat.

3.      Tar

Kandungan rokok yang satu ini sering terdengar karena bersifat karsinogenik. Tar yang terhirup dapat mengendap di paru-paru. Apabila terlalu sering merokok maka endapan tar pada paru-paru akan semakin banyak dan dapat  mengakibatkan kanker paru-paru dan emfisema.

4.      Hidrogen Sianida

Salah satu senyawa beracun yang terkandung dalam rokok adalah hidrogen sianida. Senyawa ini dapat membahayakan otak, jantung, pembuluh darah, dan paru-paru karena senyawa ini dapat mencegah tubuh untuk menggunakan oksigen dengan baik.

5.      Benzena

Benzena merupakan produk sampingan hasil pembakaran yang dapat meningkatkan resiko terjadinya anemia dan leukimia. Karena paparan benzena jangka panjang akan merusak sumsum tulang dan menurunkan jumlah sel darah merah.

6.      Formaldehid

Formaldehid merupakan zat yang biasanya digunakan untuk mengawetkan jenazah. Pada rokok zat ini merupakan residu dari pembakaran rokok. Formaldehid dapat mengakibatkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Selain itu, jika menghirupnya dalam jangka panjang dapat mengakibatkan risiko kanker nasofaring.

7.      Arsenik

Senyawa ini merupakan golongan pertama karsinogen yang dapat mengakibatkan seseorang mengidap penyakit kanker paru, kulit, kandung kemih, hati dan ginjal.

8.      Kadmium

Asap rokok mengandung kadmium, jika kadarnya tinggi dalam tubuh dapat mengakibatkan muntah, diare, penyakit ginjal, tulang rapuh, dan risiko terkena kanker paru-paru.

9.      Amonia

Amonia merupakan salah satu gas beracun yang terkandung dalam asap rokok. Senyawa ini dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan dan dapat meningkatkan risiko pneumonia dan kanker tenggorokan.

 

Di era yang semakin maju ini, merokok menjadi kegiatan yang sudah tidak asing lagi bagi remaja bahkan anak-anak dibawah umur. Pada tahun 2012, Indonesia mendapat julukan “Baby Smoker” karena banyaknya perokok aktif anak di Indonesia. Pada tahun tersebut,  sekitar 239 ribu anak di Indonesia yang berada dibawah umur 10 tahun sudah menjadi perokok aktif. Persentase perokok anak dari tahun ke tahun mengalami pasang surut, yaitu pada tahun 2020 persentase perokok anak menurun dari 9,65% pada tahun 2018 menjadi 3,81% di tahun 2020. Kemudian pada tahun 2021 terjadi peningkatan dengan sangat pesat menjadi 8,97%. Hingga akhirnya pada tahun 2022 ini, persentasenya menurun menjadi 8,83%. Presentasi ini hampir mendekati target pemerintah yaitu 8,7% di tahun 2024, seperti yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Diharapkan presentasi ini kian menurun hingga dapat melampaui target yang diharapkan oleh pemerintah.

 

            Ketika seorang anak mulai merokok, tentunya terdapat beberapa faktor sebagai pemicu. Salah satu diantaranya adalah rasa keingintahuan anak yang sangat besar terhadap hal-hal yang menurut mereka baru dan menarik. Rasa keingintahuan ini sebenarnya baik jika masih dalam pengawasan orang tua, tetapi akan menjadi masalah jika orang tua tidak turut andil dalam membimbing dan mengawasi anak tersebut saat rasa keingintahuan ini sudah tidak lagi terkontrol. Seperti halnya pada rokok, jika orang tua tidak membimbing anak mereka dengan baik, maka anak tidak akan tahu apakah kebiasaan merokok adalah suatu kebiasaan yang baik atau buruk. Lingkungan juga menjadi faktor pemicu anak untuk melakukan tindakan merokok, pasalnya jika anak berada dilingkungan orang-orang yang terbiasa merokok akan membuat anak beranggapan bahwasannya merokok adalah suatu yang biasa dan tidak berbahaya, karena dia melihat banyak orang disekitarnya merokok. Beberapa tahun terakhir ini iklan rokok begitu masif mengincar anak-anak, sebab perusahaan rokok beranggapan bahwasaannya semakin muda seseorang merokok akan semakin menguntungkan bagi mereka. Terbukti dengan banyaknya iklan rokok di berbagai platform media dan masih bisa dijangkau oleh anak-anak. Pengendalian iklan rokok sendiri juga sudah ditegaskan pada PP Nomor 109 tahun 2009 pasal 27, yang menyatakan bahwasannya iklan rokok tidak ditujukan terhadap anak dan remaja. Namun, masih banyak kita jumpai iklan rokok yang berada disekitar sekolah serta iklan rokok yang terdapat di internet yang beredar secara bebas. Hal ini tentunya sangat mengkhawatirkan bagi kita semua, sebab dapat memicu meningkatnya prevalensi perokok di kalangan anak-anak dan remaja.

 

Apa yang terjadi jika anak di bawah umur sudah merokok? Sedangkan seperti yang kita ketahui rokok sangat bahaya untuk kesehatan baik pada orang dewasa maupun anak- anak yang sama sekali tidak dianjurkan. 

Berikut adalah beberapa dampak merokok dari segi kesehatan ::

(1)   Paru paru menjadi berhenti berkembang

Zat berbahaya yang ada didalam rokok bisa menyebabkan gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan paru paru, apalagi anak anak sistem pertahanan tubuhnya lemah dan tidak sekuat orang dewasa. jika dari kecil saja sudah mengalami gangguan kronis pada fungsi paru maka tentu saja ini akan berdampak buruk pada proses perkembangan anak.

(2)   Kerusakan gigi

Kandungan nikotin yang ada didalam rokok dapat menyebabkan perubahan pada warna gigi, infeksi, karies, plak, hingga gangguan gusi.

(3)   Kesehatan otot dan tulang menurun

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa anak yang merokok cenderung memiliki kepadatan tulang yang rendah dibandingkan dengan anak yang tidak merokok. bisa dibayangkan jika masih anak anak menuju remaja saja sudah memiliki masalah dengan tulang bagaimana pada saat lansia? tentu saja kondisi semakin parah ditambah lagi dengan penyakit degeneratif yang sudah pasti kita akan mengalaminya pada saat usia lanjut.

(4)   Tidak fokus dan mudah mengantuk

Perokok cenderung sulit untuk fokus, ini sangat berdampak pada pembelajaran anak ketika disekolah maupun dirumah karena rokok ini membuat si pemakai menjadi candu dan sulit untuk berhenti.

(5)   Pergaulan yang tidak baik

Anak anak yang sudah merokok tentu saja dia akan bergaul dengan orang yang lebih dewasa yang pemikirannya berbeda dan tidak sewajarnya

(6)   Kekurangan asupan nutrisi

Seringnya mengkonsumsi rokok dapat mengakibatkan penyerapan nutrisi pada tubuh menjadi terganggu, jika terus berlanjut maka kekebalan pada tubuh akan semakin berkurang.

Selain dari segi kesehatan, ternyata merokok berdampak juga pada segi sosial. diantaranya yaitu:

(1)   Dapat menyebabkan orang-orang disekitar perokok aktif menjadi perokok pasif, yang resikonya lebih besar daripada perokok aktif.

(2)   Anak menjadi lebih susah untuk bergaul dengan teman seusianya.

(3)   Munculnya sikap acuh tak acuh jika diberi nasehat oleh orangtua karena ‘merasa sudah dewasa”

(4)   Muncul pandangan tidak baik dari orang lain bahwa orangtua si anak gagal untuk mendidik dengan baik.

(5)   Rentan untuk masuk ke pergaulan yang tidak baik.

 

Cara untuk meminimalisir kasus perokok pada anak memanglah tidak mudah, akan tetapi bukan menjadi hal yang mustahil bagi kita untuk tidak ikut serta dalam menangani masalah ini.

Adapun solusi yang bisa diterapkan adalah :

  1. Mulai dari niat diri sendiri untuk berhenti merokok

Niat dan tekad untuk berhenti merokok memanglah harus dari diri anak itu sendiri, hal ini bisa diawali dengan mengurangi jumlah batang rokok dari setiap harinya, mulai bangun lingkungan yang baru juga berusaha untuk menjauhi lingkungan orang-orang yang sering merokok dikarenakan hal ini bisa saja membuat tekad dan niat yang sudah dibangun bisa goyah. Lakukanlah hal yang membuat diri menjadi tersibukkan oleh kegiatan-kegiatan positif seperti : olahraga, berkumpul dengan keluarga, dll.

  1. Peran orangtua dan lingkungan sekitar juga penting

Sebagai orangtua, memanglah anda yang merupakan orang-orang yang sangat berpengaruh dalam keluarga mulai dari aturan di dalam keluarga yang ada didalamnya sampai hal-hal apa saja yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh anggota keluarga. anda juga harus mencontohkan bahwa merokok merupakan tindakan ataupun perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh siapapun, orang tua juga berperan sebagai media untuk menanyakan hal apakah yang membuat anaknya termotivasi untuk merokok dan disini tidak lupa pula bahwa anda sebagai orangtua harus menerangkan tentang bahaya merokok bagi kesehatan tubuh. Mulai menjelaskan tentang penyakit-penyakit apa saja yang akan ditimbulkan dari merokok.

  1. Melaksanakan jejaring kerja sama dengan berbagai lembaga swadaya masyarakat, universitas, masyarakat madani dalam pengendalian tembakau.

hal ini juga bisa mempengaruhi dalam menurunkan persentase kasus rokok pada anak, dimana dengan adanya pengendalian penggunaan tembakau dalam produksi rokok dapat bisa meminimalisir jumlah kasus rokok, dalam hal ini produksi rokok bisa untuk dibatasi serta penggunaan tembakau bisa untuk dimanfaatkan pada bidang kesehatan seperti obat-obatan.

  1. Mengembangkan kawasan tanpa rokok di berbagai daerah, untuk melindungi masyarakat dari bahaya rokok.

Sejauh ini telah ada 25 kabupaten/kota yang memiliki kebijakan daerah mengenai kawasan tanpa rokok, hal ini memanglah harus segera diperhatikan oleh setiap pemerintah baik itu dari jajaran pusat hingga pemerintah desa. Sehingga, lahirnya suatu lingkungan yang sangat diharapkan oleh banyak masyarakat. rokok sendiri memanglah menjadi suatu polemik yang terkadang dianggap hal yang biasa. maka dari itu dengan adanya pengembangan kawasan tanpa rokok di berbagai daerah bisa menjadi solusi untuk meminimalisir persentase kasus rokok pada anak, remaja hingga dewasa.

Sejak meningkatnya kasus perokok anak di Indonesia, pemerintah meminimalisir kasus tersebut dengan menaikkan cukai rokok sehingga mengakibatkan harga jual rokok semakin mahal. Menaikkan cukai rokok dinilai menjadi salah satu cara ampuh dalam mengurangi perokok di Indonesia. Hasil hitungan yang dilakukan PKJS UI menyebutkan, bahwa kenaikan harga rokok bisa menurunkan jumlah pembelian rokok di Indonesia hingga di atas 50%. Sehingga pada tahun 2021 lalu, pemerintah mulai memutuskan untuk menaikkan cukai rokok rata-rata 12% dan berlaku mulai 1 Januari 2022. Hal ini tentunya menyebabkan pro dan kontra dikalangan masyarakat. Masyarakat yang pro terhadap pemerintah tentunya akan percaya terhadap motif dinaikkannya cukai rokok, tetapi masyarakat yang kontra terhadap rencana ini berpendapatan bahwa pajak yang masih minim di Indonesia membuat pemerintah menggali pendapatan dari cukai rokok. Namun, semua pro kontra ini tidak dapat menutupi fakta bahwa kasus merokok anak menjadi menurun setelah harga rokok yang naik.

Dari uraian diatas, dapat kita simpulkan bahwasannya kegiatan merokok ini nyatanya tidak hanya terjadi pada orang dewasa, melainkan juga pada kalangan anak-anak dan remaja, hal ini patut kita garis bawahi. Merokok dapat membahayakan kesehatan tubuh anak kedepannya, apalagi mereka merupakan penerus bangsa yang patut untuk dijaga dan dibimbing bersama. Dalam menangani kasus ini tentunya tidak hanya penanganan dari pemerintah saja,  tetapi juga kesadaran orang tua, masyarakat dan orang terdekat lainnya menjadi hal penting dalam mengurangi terjadinya kasus ini. Sehingga, diharapkan dengan menjalin hubungan yang baik di setiap elemen masyarakat dalam mendukung penurunan kasus perokok anak dapat berjalan dengan baik.

 

Daftar Pustaka

Agustin, Sienny. 2021. “9 Kandungan Rokok yang Berefek Mengerikan untuk Tubuh”

https://www.alodokter.com/9-kandungan-rokok-yang-berefek-mengerikan-untuk-tubuh Diakses pada 28 Februari 2022

Dian Komasari, dkk. 2000. “Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok pada Remaja”

https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7008/5460 Diakses pada 26 Februari 2022

Halodoc, Redaksi. 2018. “Yang terjadi jika anak kecil merokok”

https://www.halodoc.com/artikel/yang-terjadi-jika-anak-kecil-merokok Diakses pada 26 februari 2022.

Hellosehat, 2021. “ Jurus Efektif Berhenti Merokok untuk Remaja ”

https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/menghentikan-anak-merokok/ Diakses pada 26 Februari 2022

Kemenkes. 2018. “Faktor-faktor yang Mendorong Anak Merokok”

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/apa-faktor-yang-mendorong-seseorang-merokok Diakses pada 26 Februari 2022

Loasana, Nina Andrianti. 2018. “Ingat Balita Berusia 2 Tahun yang Merokok 40 Batang Sehari? Begini Kabarnya Sekarang”

https://bolastylo.bolasport.com/read/171251819/ingat-balita-berusia-2-tahun-yang-merokok-40-batang-sehari-begini-kabarnya-sekarang?page=all Diakses pada 26 februari 2022.

Muslimin, dkk. 2020. “Faktor-Faktor Penyebab Perilaku Merokok Siswa di SMP Negeri Kecamatan Babat”

https://media.neliti.com/media/publications/246542-faktor-faktor-penyebab-perilaku-merokok-185654c1.pdf Diakses pada 26 Februari 2022

Poerwoto, Yohanes Liestyo. 2021. “Pro Kontra Naiknya Cukai Rokok: Dinilai Sesuai Mandat Regulasi hingga Ancam Pukul Industri Tembakau”

https://www.tribunnews.com/bisnis/2021/12/15/pro-kontra-naiknya-cukai-rokok-dinilai-sesuai-mandat-regulasi-hingga-ancam-pukul-industri-tembakau Diakses pada 26 Februari 2022

Republik Indonesia. 2012. “Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan”

https://jdih.kemenkeu.go.id/fullText/2012/109TAHUN2012PP.HTM Diakses pada 28 Februari 2022.

Rizaty, Monavia Ayu. 2021. “Perokok Anak Menurun Jadi 3,81% pada 2020”

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/17/perokok-anak-menurun-jadi-381-pada-2020#:~:text=Pada%202020%2C%20persentase%20anak%20berusia,merokok%20mencapai%2010%2C07%25. Diakses pada 26 Februari 2022.

Santoso, Yusuf Imam. 2021. “Cukai rokok naik 12%, Menkeu optimistis produksi rokok susut 10 miliar batang di 2022”

https://nasional.kontan.co.id/news/cukai-rokok-naik-12-menkeu-optimistis-produksi-rokok-susut-10-miliar-batang-di-2022 Diakses pada 26 Februari 2022.

SehatNegeriku, 2011. “ Penanggulangan Kebiasaan Merokok ”

https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/mediakom/20110704/181264/penanggulangan-kebiasaan-merokok/ Diakses pada 26 Februari 2022

SehatQ, 2020. “ Kandungan dan Manfaat Tembakau untuk Kesehatan ”

https://www.sehatq.com/artikel/lebih-dari-sekadar-bahan-baku-rokok-ini-manfaat-tembakau-yang-patut-diperhitungkan Diakses pada 26 Februari 2022

WEB. 2012. “Indonesia Dijuluki Baby Smoker

https://www.beritasatu.com/kesehatan/48995/indonesia-dijuluki-baby-smoker Diakses pada 26 Februari 2022.



0 Response:

Ur Feedback

BEMF Farmasi UMS

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah sebuah lembaga eksekutif dalam menjalankan miniatur government yang berkemajuan, menjadi motor dari perubahan civitas akademika dan inspirasi bagi masyarakat.

Lt.1 Fakultas Farmasi UMS

Jl. Achmad Yani - Tromol Pos I Pabelan Kartosuro Sukoharjo

SOLOTOPRO

Solidaritas, Loyalitas, Totalitas, Profesionalitas

Email

solotopro[at]gmail.com